Seperti kata kebanyakan orang, bahagia itu sederhana. dan memang benar bahagia itu sederhana; begitu sederhana, sesederhana melihat senyum merekah dibibirmu bahagia itu sederhana, sesederhana pertemuan sepasang bola mata kita bahagia itu sederhana, sesederhana kejora dalam pandanganmu, bahagia itu sederhana, sesederhana melihat pelangi diwajahmu, bahagia itu sederhana, sesederhana batin kita yang merasakan hal yang sama bahagia itu sederhana, sesederhana kehidupanku dihiasi warna-warni kehadiranmu. Bahagia itu sederhana, begitu sederhana. hari kedua bulan April. -el
dari lelah-lelah yang kau jalani dari juang yang sedang kau lalui dari sakit yang datang menghampiri silih berganti jangan pernah ada henti jangan ada henti untuk terus menjalani jangan ada henti untuk tetap bersemangat jangan ada henti untuk melakukan hal-hal hebat kamu kuat kamu bisa. Aku ada masih disini untukmu dengan perasaan yang sama, beserta rapalan doa-doa yang mengudara agar apa-apanya selalu baik-baik saja. Februari dua ribu dua satu, -el
saya masih begitu ingat bagaimana dalam suasana yang begitu dingin kita larut dalam hangatnya perbincangan kala itu, malam semakin larut, dingin semakin menusuk dan kita, semakin tenggelam dalam begitu banyaknya cerita. Rangkaian cerita yang membawa kita pada satu rasa yang sama hingga pada akhirnya sampailah kita pada kata "cakap demi cakap kita larut, pada kata cukup kita akhirnya bertaut" dalam jalan yang akan begitu sulit dan berliku, Aku dan kamu, langkahku dan langkahmu, ceritaku dan ceritamu, kita bawa bersama menuju satu tujuan yang sama. malam demi malam berlalu dan sampailah kita di tiga puluh hari pertama. dua belas februari dua ribu dua satu tertanda, -el
Komentar
Posting Komentar