Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Batas Dinding dan Dirimu

Dekat.. dalam ikatan perasaan yang sama kita begitu lekat pada batin yang terus merapalkan harapan yang sama kita begitu pekat disuatu tempat dimana semua kebaikan ada kita begitu dekat namun, dinding itu membuat kita seolah berjarak dinding berpondasi cinta yang dibalut suka duka itu benar-benar membatasi ruang gerak kita dinding yang dibaliknya kau ada ya.. disana kau sedang apa?  apa kau baik-baik saja? apa kau sedang bahagia? malam ini.. purnama sedang menujukan panjinya aku.. larut dalam bayang-bayangmu yang seolah sedang melambai-lambai tersenyum bahagia disana.. dibalik dinding itu. malam semakin larut cahaya purnama masih enggan untuk surut dan aku.. semakin terbalut, terbalut dekapan bayangmu dibawah hangatnya binar purnama. tumbuhlah baik-baik berkembanglah menjadi kuat jangan pernah berhenti menjadi baik meski kadang, tidak semua kebaikan dibalas dengan baik. tetaplah baik dan baik-baik saja dibawah hangatnya binar cahaya purnama dipenghujung bulan kedua semoga, kau selalu b

Dijajah Rindu Pagi ini

Hari masih pagi dan kerinduan sudah menjajah sedari terbitnya matahari, lagi dan lagi..  semuanya dibalut begitu hangat dalam genggaman begitu erat. rindu pagi -el

Bicara tanpa Kata

Berpapasan namun tak saling menyapa bertemu namun tak saling mengungkapkan dalam tatap yang masih sama kita saling bicara aku lihat jelas binar itu masih sama teduh begitu menenangkan. lebih dalam lagi aku mendengar panggilan itu lirih.. tak ada suara sama sekali namun begitu menggema ditelinga. sore tadi, -el

kamu kuat

mendung berganti hujan mentari enggan menampakkan, untukmu yang sedang dilanda kesakitan kamu pasti kuat dan cepatlah membaik sayang. tatapan paling teduh dan senyum yang menenangkan, rasaku tetap padamu, -el

sajak tak beraturan

siang berlalu malam hampir surut, kepadamu aku merindu dalam bayang-bayangmu aku larut. -el

Kamu apa kabar?

Hai, apa kabar hari ini? seperti apa hari-hari yang kau jalani? tepat setelah pikiran saya tenggelam pada sosokmu, sebuah kabar masuk melalui beranda notifikasi tengah malam tadi kau sedang tidak baik? kenapa? bagaimana? apa yg sedang kau rasakan? sakit seperti apa yang sedang menyelimutimu? bayang-bayang tanya tentang keadaanmu memenuhi isi kepala ini. untukmu yang mungkin saja sedang tidak baik, cepatlah kembali membaik harap-harap panjang dalam doa peraduan kepada Tuhan selalu tertuju untuk kebaikanmu. aku sedang merindu, kepadamu yang selalu jadi nomor satu dalam relungku. Februari 2021, And I will always love you , -el

Rindu Pagi Kala itu

Kita pernah melewati pagi yang manis kala itu, diterpa gerimis ditopang kabut. menikmati secangkir teh hangat dengan suguhan paling nikmat, yaitu kamu dihadapanku. dalam eratnya genggaman aku bertanya ; akankah setiap pagi menjelma menjadi kamu? yang senantiasa memberi senyum serta kenyamanan didalamnya? Aku ingin kau menjelma menjadi pagi, menghangatkan jiwa kala fajar mulai beranjak dari peraduannya, memancarkan keindahan  membuat semangat di awal menapaki hari. pertengahan februari 2021, dalam balutan rindu yang begitu syahdu pagi menjelma menjadi sosokmu. -el

Jangan ada henti

dari lelah-lelah yang kau jalani dari juang yang sedang kau lalui dari sakit yang datang menghampiri silih berganti jangan pernah ada henti jangan ada henti untuk terus menjalani jangan ada henti untuk tetap bersemangat jangan ada henti untuk melakukan hal-hal hebat kamu kuat kamu bisa. Aku ada masih disini untukmu dengan perasaan yang sama, beserta rapalan doa-doa yang mengudara agar apa-apanya selalu baik-baik saja. Februari dua ribu dua satu, -el

Purnama Pertama

saya masih begitu ingat bagaimana dalam suasana yang begitu dingin kita larut dalam hangatnya perbincangan kala itu, malam semakin larut, dingin semakin menusuk dan kita, semakin tenggelam dalam begitu banyaknya cerita. Rangkaian cerita yang membawa kita pada satu rasa yang sama hingga pada akhirnya sampailah kita pada kata  "cakap demi cakap kita larut, pada  kata cukup kita akhirnya bertaut" dalam jalan yang akan begitu sulit dan berliku, Aku dan kamu, langkahku dan langkahmu, ceritaku dan ceritamu, kita bawa bersama menuju satu tujuan yang sama. malam demi malam berlalu dan sampailah kita di tiga puluh hari pertama. dua belas februari dua ribu dua satu tertanda, -el

Morse

Aku harap kamu ngga bisa baca ini, karna isinya masih sama, bahwa . _ / _ . _ / . . _ // _ . _ / . _ / _ . / _ _ . / . / _ _ . // udah gitu aja. Februari 2021, -el
barisan ini tak berjudul dan tak ada kata apa-apa karna yang ada hanya kamu Iya, kamu. yang ada hanya tentang bayang-bayang sosokmu dalam isi kepala antah berantahku -el

juang itu masih sama

ada ribuan detik terlewati, bait demi bait kata terhenti, dan ratusan cerita terpaksa harus mengantri menunggu sedikit lebih lama untuk mengudara. namun, yang tak pernah terhenti adalah.. rasaku padamu, juang yang sedang sama-sama kita semogakan, dan lantunan doa harap-harap panjang yang selalu mengudara dalam setiap sujud peraduan. aku baik, apa kau juga baik? satu tanya yang selalu melintas dalam setiap lamunan. -El

Rinai kelabu

Hai, apa kabar hari ini? semoga kau masih baik. hujan yang sedari kemarin masih tiada henti terus mengguyur membasahi bumi langit masih enggan menghentikan setiap tetes rinainya sama seperti saya, yang terus mencintaimu dengen tulus dan enggan menghentikannya. Aku ingin menjadi sekuat bumi yang selalu menerima setiap bulir demi bulir rinai yang dijatuhkan langit kepadanya, aku ingin menjadi seikhlas rinai yang tak pernah menuntut balas atas langit yang menjadikannya terhempas. Maka untuk kesekian kalinya lagi dan lagi Aku Mencintaimu begitu tulus Menyayangimu begitu dalam dan terlepas dari apapun itu Aku selalu percaya, Percaya pada sosokmu, Percaya pada setiap langkah kita. Ku harap kau pun sama. ditulis dengan desakan nafas yang terpingkal, diantara tetes demi tetes rinai yang berjatuhan، tubuh yang menggigil, dan mulut yang tak mau ada hentinya merafalkan doa untukmu semoga kau baik dan baik-baik saja. -el

Senandung Rindu untuk Kamu

Malam semakin larut  pagi hampir menyapa untuk hati yang semakin bertaut padamu yang tak lepas dalam ingatan dikepala. bayangmu semakin jelas didepan mata lambaian tangan, senyuman indah dan tatapan teduh itu melebur jadi satu dalam senandung haru bersajak rindu ah dirimu.. selalu jadi nomor satu dalam pandanganku. ditulis pada malam menjelang pagi diantara dinginnya rinai yang jatuh memeluk dada bumi, dalam belaian lembut bayangmu hari ke enam bulan februari, -el

Rinai Kelabu di Pelupuk Bola Matamu

sayup sayup diantara rinai yang mengalir deras dibalik sepasang bola mata teduhmu kutatap dalam-dalam kata bisa mengelabuhi, penampilan dapat menutupi tetapi binarnya bola mata itu tak dapat mengingkari ada kabut dalam pandanganmu mendung tebal yang sedari kemarin masih begitu mendominasi nampaknya hujan deras telah membasahi pelataran pipimu badai besar tengah menyelimuti hati dan pikiranmu segala problematika atas apa yg telah terjadi masih begitu nampak membebani Sepasang bola mata teduh yang binarnya begitu menyejukkan  kini tengah diselimuti berbagai macam persoalan yang begitu membuat hati tidak karuan. seberkas senyum menutup perjumpaan kali ini senyum paling tulus dengan segudang tanya didalamnya kau lelah atas segala yang tengah membebani? sudah berapa kali kau tersedu memikirkan hal itu? sudah berapa banyak air mata kau keluarkan sampai hari ini? apa kau masih baik? rangkaian harap-harap menemani derup langkahmu sore lalu, badai pasti berlalu, hujan pasti berhenti, mendung ak